Cerita bermula dengan seorang anak yang berusaha menangkap
sebuah burung didinding. Setelah lelah bermain, dia tertidur.
Disebuah restoran, Onur sedang makan bersama temannya. Onur
membaca sebuah buku mengenai kepribadian wanita. Buku itu berjudul “1001
malam”.
Onur sangat yakin bahwa semua wanita itu sama dan tidak ada
bedanya. Onur merasa wanita itu tidak ada yang bisa dipercaya.
Keesokan pagi, Onur memulai aktivitas nya, Onur adalah
pemilik perusahaan properti ternama bersama seorang rekannya. Kerem. Onur
bersama rekannya masuk keruangan rapat. Onur “selamat pagi, wah arsitek ternama
kita ternyata belum datang ya”. Onur sangat kesal karena dia tidak suka orang
yang suka terlambat.
Shehrazat berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruangan rapat.
Shehrazat “maaf aku terlambat”. Onur “apa alarm mu tidak berbunyi?”. Shehrazat
“alarm ku berbunyi”. Onur “wah alarmmu berbunyi tapi kamu terlambat”. Onur
memulai rapatnya, mereka memenangkan proyek di Dubai dan itu berkat arsitek
baru mereka, Shehrazat. Onur meminta Shehrazat menjelaskan mengenai proyek yang
mereka menangkan di Dubai.
Setelah bekerja, Shehrazat kembali kerumahnya. Shehrazat
menyapa anaknya yang sedang bermain dikamar. Shehrazat menemani anaknya bermain
boneka. Selang beberapa lama, telpon berbunyi. Pembantunya memberitahu bahwa
ada telpon dari dokter. Dokter sepertinya memberitahu Shehrazat kabar yang
gembira dan Shehrazat terlihat sangat senang.
Onur sedang berada diruangannya. Tiba-tiba masuk seorang
karyawan wanitanya, arsitek lain selain Shehrazat. Dia memakai pakaian yang
seksi membuat Onur tidak nyaman. Onur memarahinya dan meminta dia keluar dari
ruangan Onur. Rekan kerja Onur masuk, Onur mengeluh dan menghubungi biro yang
mengirim arsitek pada Onur. Onur meminta arsitek tadi dipecat karena dia tidak
sopan.
Dirumah sakit, Shehrazat menemui dokter. Dokter menjelaskan
bahwa mereka sudah menemukan donor sum-sum tulang belakang yang cocok dengan
anaknya. Dokter juga memberitahu biaya operasi itu sangatlah mahal. Shehrazat
terkejut mendengar berapa jumlah uang untuk biaya operasi anaknya.
Kerem, rekan kerja Onur mengajak Onur makan siang. Kerem
menyarankan Onur untuk tidak memarahi arsitek yang berhasil memenangkan proyek
didubai itu. Onur menyukai namanya yang sesuai dengan nama dalam buku favorit
Onur, Shehrazat. Onur selalu melupakan nama wanita dan Kerem menyarankan Onur
mengingat nama arsitek ini.
Shehrazat kembali ke kantor, temannya menyapa Shehrazat yang
terlihat murung dan kebingungan. Shehrazat menceritakan apa yang dikatakan
dokter. Shehrazat “bagaimana ini, aku tidak punya uang sebanyak itu, harta
satu-satu yang aku punya hanya mobil itu”.
Shehrazat diberi saran oleh temannya untuk meminta bantuan
pada seseorang yang dia kenal. Shehrazat datang ke sebuah rumah diantar oleh
temannya. Dalam keadaan hujan deras, Shehrazat turun dan berjalan memasuki
rumah tersebut. Didalam rumah, sebuah keluarga sedang berkumpul dan makan
bersama. Tiba-tiba pembantu datang “permisi tuan Burhan, ada yang ingin
bertemu”. Shehrazat berdiri dibelakang tuan Burhan dengan basah kuyup. Seorang
wanita yang lebih tua meminta suaminya, tuan Burhan untuk tidak mengusir
Shehrazat. Burhan “antar dia keatas”.
Dilantai atas, Shehrazat bertemu dengan tuan Burhan.
Shehrazat menceritakan maksud kedatangannya kerumah itu. Shehrazat “aku kesini
karena ini sangat penting, cucumu sakit keras”. Burhan “cucuku?”. Shehrazat
“iya dia mengalami leukimia, kanker darah”. Burhan “aku tidak punya cucu”.
Diruang makan, masih berkumpul seorang wanita tua, seorang
anak laki-laki dan perempuan. Mereka berbincang “bagaimana dia berani datang
kesini?”. Perempuan tua “berhenti bicara seperti itu”. Laki-laki “dia membunuh
kakakku, karena dia mobil yang dibawa oleh kakak masuk kejurang dan dia
meninggal, sekarang dia berani datang menunjukkan mukanya”.
Shehrazat “dia cucumu, bagaimanapun bencinya anda padaku”.
Burhan “kau menikah dengannya tanpa aku ketahui, anak sulung menikahimu tanpa
persetujuan dariku, dan sekarang kau bisa dengan mudahnya datang dan membawa
anak yang kau katakan adalah cucuku”. Shehrazat “aku mohon, aku sudah
mengumpulkan uang, kau punya banyak uang tuan Burhan, cucumu akan mati jika
tidak dioperasi secepatnya”. Istri Burhan, mendengar cerita Shehrazat menangis
karena dia tidak pernah membenci Shehrazat dan menyalahkannya atas kematian
anaknya, Amet.
Dilain tempat, Onur sedang berada dirumahnya bersama Kamer.
Onur sangat membenci perempuan, karena ayahnya meninggal setelah disakiti oleh
perempuan, yang sekarang menjadi ibunya. Onur melihat ibunya memperingati hari
kematian ayahnya dengan mengaji dan mendoakan ayahnya. Kamer mengatakan
perempuan itu tidak sama semuanya, seorang perempuan akan menjadi seorang ibu.
Shehrazat pulang kerumahnya dengan sangat sedih. Temannya
meminta Shehrazat tenang. Shehrazat menceritakan bagaimana ayah dari Amet
membencinya dan tidak menerimanya menjadi istri dari Amet sampai akhirnya Amet
meninggal karena putus asa dibenci keluarganya sendiri.
Dirumah Burhan, istri
dari anak kedua Burhan sangat kesal dengan kedatangan Shehrazat. Mereka
yakin alasan Shehrazat datang karena putra nya memakai nama keluarga ini dan
dia keturuann keluarga Burhan. Dia kesal karena dia belum memiliki anak
laki-laki dan masih mengandung.
Istri Burhan meminta Burhan membantu Shehrazat karena bagaimanapun
anaknya adalah cucu kandung mereka. Burhan tidak ingin membantunya karena tidak
merasa memliki anak yang bernama Amet.
Keesokan harinya, Shehrazat bercerita dengan teman
laki-lakinya. Dia menyarankan Shehrazat meminjam diperusahaannya, Shehrazat tidak
bisa karena dia masih dalam masa percobaan. Laki-laki itu tampaknya sangat
menyukai Shehrazat. Dia menawarkan untuk menjual mobilnya dna membantu
Shehrazat mengumpulkan biaya operasi anaknya. Selanjutnya....