Winteru.com - Sebelumnya ..... Istri Burhan melihat-lihat perhiasaanya dikamar. Lalu cucunya
dari anak kedua nya berlari mengadu padanya dikejar oleh ibunya, menantu istri
Burhan. Dia melihat ibu mertuanya memegang perhiasaan dan keliatan curiga.
Ibunya hanya menjawab bahwa dia hanya melihat-lihat saja.
Dikantor Onur, arsitek wanita yang diminta Onur untuk
dipecat menolak untuk dipecat. Dia menuntut karena Onur memecatnya begitu,
setelah beberapa lama, dia menyerah dan oergi dan berjanji akan membalas
perbuatan Onur padanya.
Dirumah Shehrazat, anaknya sedang bersama Shehrazat.
Tiba-tiba ada yang datang, Shehrazat membukakan pintu. Yang datang ternyata
adalah ibunya Amet, mertua Shehrazat. Nyonya Burhan “kakeknya boleh mengingkari
cucunya tapi aku adalah neneknya”. Dia meminta bertemu dengan cucunya,
Shehrazat membawanya menemui anaknya, lalu nyonya Burhan mencium anak
Shehrazat. Dia menangis dan berkata “apa dia akan hidup?”. Shehrazat “aku akan
berjuang”. Lalu dia menangis, Shehrazat memeluk nenek dari anaknya itu.
Nyonya Burhan membawa bros peninggalan orang tuanya yang
diberikan kepadanya saat dia melahirkan Amet, suami Shehrazat. Nyonya Burhan “terimalah
Shehrazat, seharusnya ini kuberikan padamu saat kau menikah dengan Amet,
sekarang meskipun harganya tidak seberapa, tapi aku harap bisa membantu biaya
operasi cucuku”. Awalnya Shehrazat menolak untuk menerima tetapi setelah
dibujuk oleh nyonya Burhan, akhirnya Shehrazat menerima bros itu.
Dirumah keluarga Burhan, Tuan Burhan dan putra keduanya baru
saja pulang dari kantor. Karena tidak melihat keberadaan istrinya, Burhan
bertanya pada menantunya kemana istrinya pergi. Tidak ada satupun yang tau
kemana istrinya pergi. Selang beberapa lama, nyonya Burhan tiba dirumah. Burhan
bertanya darimana istrinya, karena tidak puas dengan jawaban istrinya, Burhan
marah dan mengancam jika istrinya berani menemui Shehrazat dan anaknya, dia
akan membunuh istrinya. Nyonya Burhan “kalau begitu, kau bunuh saja aku”.
Dilain tempat, Onur dan Kerem sedang bersantai dan
berbincang mengenai siapa yang memegang dan mengambil alih seutuhnya proyek di
Dubai. Kerem “tentu saja Shehrazat, siapa lagi kalau bukan dia”. Onur “kenapa
harus dia?”. Kerem “tentu saja, dia yang memenangkan proyek ini”. Onur masih
saja tidak mempercayai Shehrazat karena dia adalah perempuan.
Keesokan hari, Shehrazat mendatangi bank tempat dia
mengajukan pinjaman. Pihak bank tidak bisa memberikan pinjaman karena Shehrazat
masih dalam status percobaan diperusahaannya. Shehrazat kembali dengan wajah
lesu, lalu telpon berdering. Shehrazat berbicara ditelpon dengan dokter
anaknya. Dokter mengatakan bahwa mereka menemukan pasien lain yang juga
memiliki kecocokan dengan pendonor tersebut, dan mereka sudah membayar uang
untuk operasinya. Dokter minta maaf karena mereka harus melepas donor ini untuk
pasien lain. Shehrazat semakin bersedih dan sangat kecewa.
Shehrazat mendatangi pabrik milik tuan Burhan dan masih
mencoba untuk memohon pinjaman dari tuan Burhan. Akan tetapi, Shehrazat kembali
diusir karena Burhan tidak mengakui Amet sebagai anaknya lagi dan berarti anak
dari Amet bukanlah cucunya.
Dikantor, selang beberapa lama, Shehrazat kembali dan
dipanggil keruangan Onur dan Kerem. Onur memanggil Shehrazat untuk memberikan
keputusan mengenai siapa yang memegang kuasa penuh untuk proyek di Dubai. Onur
memperhatikan Shehrazat yang terdiam, Onur merasa gugup dan canggung, Shehrazat
terlihat cantik dimatanya. Onur “Shehrazat, kami memutuskan kau akan memegang
kuasa penuh untuk proyek di Dubai”.
Hari selanjutnya, Shehrazat bekerja sampai sore karena dia
dipercaya mengambil alih proyek di Dubai. Shehrazat bekerja bersama Onur
diruangannya. Setelah selesai bekerja, Shehrazat pamit untuk pulang. Diluar,
Shehrazat berpikir bagaimana dia mengatakan pada Onur untuk meminjam uang
diperusahaan. Akhirnya Shehrazat kembali masuk dan mengutarakan maksudnya.
Shehrazat “tuan Onur, aku ingin mengajukan pinjaman sebesar 500 ribu dolar di
perusahaan”. Onur “hebatnya dirimu, baru 3 bulan bekerja sudah berani
mengajukan pinjaman sebesar itu nona Shehrazat”. Shehrazat terdiam, lalu Onur
kembali bicara. Onur “aku akan meminjamkannya dengan ssyarat kau harus
bersamaku satu malam”. Shehrazat marah karena perkataan Onur yang seakan
merendahkannya. Lalu Shehrazat pergi dari ruangan Onur, dia menangis
ditangga. Setelah berapa lama menangis,
Shehrazat kembali masuk keruangan Onur dan berkata “baiklah, aku terima syarat
anda”.