Thursday, July 23, 2015

Sinopsis Per-Episode Serial Drama Turki Elif Episode 153

Winteru - Elif meminta bertemu dengan ibunya. Perempuan itu "apa yang kau bilang? aku ini ibumu". Erkut menjelaskan kejadian sebenarnya pada Veysel. Veysel "aku tidak tau, yang jelas semalam polisi mencarimu, Zeynep juga datang mencarimu dan marah-marah". Erkut "aku takut kak". Veysel "kau harus menjelaskan semuanya pada Zeynep".

Zeynep datang bersama Salim ke salon mobil. Salim langsung menyerang Erkut "Katakan dimana Elif?". Erkut "aku sudah bilang padamu semuanya, Elif berada dirumah sakit". Salim "jangan bohong, dimana Elif?". Erkut "aku sudah bilang, saat itu aku panik, aku membawa Elif kerumah sakit, dia semalaman dirumah sakit". Zeynep "Elif tidak ada, kata perawat Elif dibawa oleh seorang perempuan yang mengaku neneknya". Erkut "seorang perempuan ? itu pasti bibiku". Zeynep "bibimu?'. Erkut "malam itu aku meminta bibiku menemani Elif saat aku kembali kerumah". Salim "sekarang antarkan aku kerumah bibimu".

Melih menghubungi Melek untuk menanyakan dimana dia. Gulnur menerima telepon Melek karena Melek masih pingsan. Melih "Melek..". Gulnur "bukan, aku Gulnur temannya Zeynep". Melih "dimana Melek? kenapa kau yang angkat teleponnya?". Gulnur "kami sedang dirumah sakit". Melih "apa yang terjadi ? rumah sakit mana?". Gulnur memberitahu rumah sakitnya.

Melih mendatangi alamat yang diberikan oleh Seyda. Salim, Erkut dan juga Zeynep juga sedang menuju rumah bibinya tersebut. Melih sampai duluan dirumah itu, Melih mengetuk pintu berkali-kali tapi tidak ada yang menjawab. Akhirnya Melih mendobrak pintunya, memanggil-manggil Elif. Melih tidak menemukan siapa-siapa dirumah itu, Melih menemukan bajunya Elif. Melih "ini bajunya Elif, dia membawanya kesini, kemana dia membawa keponakanku".

Perempuan itu membawa Elif pergi, dia mencari anak laki-lakinya. Dia bertanya pada anak-anak yang berada ditaman, mereka tidak mengenalnya. Perempuan itu memaksa Elif ikut dengannya.

Melih "kemana kau membawa Elif, kemana?". Melih mengambil telepon milik perempuan itu, dan menghubungi panggilan terakhirnya. Panggilan itu tersambung dengan agen travel. Melih "kalau dia membeli tiket berarti dia akan membawa Elif pergi, tidak boleh dibiarkan".

Salim, Zeynep dan Erkut sampai dirumah itu setelah Melih pergi. Mereka tidak menemukan siapa-siapa disana. Zeynep melihat foto perempuan itu dan mengambilnya. Salim menemukan baju Elif. Tiba-tiba seorang perempuan datang dan bertanya "kalian mencari siapa?". Erkut "aku mencari bibiku". Perempuan tadi "setengah jam yang lalu dia pergi membawa seorang anak perempuan dan juga tas besar, aku tidak tau lagian dia sedikit tidak waras". Setelah perempuan tadi pergi, Salim menyerang Erkut dan memukulnya hingga babak belur, bagaimana mungkin Erkut meninggalkan Elif bersama orang yang tidak waras.

Melih tiba diagen travel dan bertanya apakah busnya sudah berangkat. Melih bertanya apa ada perempuan dengan anak kecil naik bus itu. Laki-laki itu menjawab tidak ada, memang dia memesan tiket tapi dia tidak datang.

Salim dan Zeynep meninggalkan Erkut yang babak belur, mereka menuju kantor polisi untuk melaporkan hilangnya Elif serta membawa foto perempuan yang membawa Elif tersebut.

Erkut keluar dengan penuh luka diwajahnya, Erkut "habislah aku". Melih tidak berhasil menemukan Elif. Melih "bagaimana aku mengatakn pada Melek kalau aku tidka menemukan Melih. Siapa sebenarnya kau Erkut, apa yang kau inginkan dari adikku Melek dan juga keponakanku. Arzu.... pasti kau dibalik ini semua".

Perempuan itu membawa Elif berjalan ke arah hutan. Elif "aku lelah, bolehkah berhenti dulu". Perempuan itu tetap memaksa Elif berjalan mencari anak laki-lakinya yang katanya ada disekitar sana.

Erkut berjalan menuju kandang kuda yang ada dirumah Kenan. Erkut berjalan dengan rasa sakit diseluruh badannya. Erkut menghubungi Seyda dan meminta Seyda membawa Arzu menemuinya dikandang kuda. Arzu tiba-tiba muncul dan bertanya ada apa. Arzu mendengar pembicaraan Seyda yang mengatakan kandang kuda. Setelah Arzu pergi, Seyda teringat tawaran dari Melih yang meminta Seyda tetap
Disqus Comments