Monday, May 25, 2015

Sinopsis Per-Episode Serial TV Turki Abad Kejayaan Episode 114 - Bagian 2

Winteru - Sebelumnya... Mustafa memerintahkan pengikutnya untuk mencari tau siapa yang telah menulis semua surat-surat yang ditujukan untuk Rustem. Suleyman membaca isi surat-surat tersebut satu persatu. Surat 1: "Kami sangat beruntung berada di bawah kepemimpinan Sultan masa depan kita, Shehzade Mustafa." Surat 2: "Semoga Allah memberikan kebahagiaan kepada kita ketika Sehzade Mustafa berada disini. Sultan telah berbohong bahwa dia tidak akan menyakiti kita." Surat 3: "Shehzade kami adalah masa depan Devlet-i Aliyye (Ottoman Empire) Dia berani dan kuat, mirip seperti kakeknya, Sultan Selim Han." Rustem mengatakan bahwa dia tidak bermaksud membuat Suleiman kecewa, dia hanya ingin secepatnya memberitahu Suleiman bahwa ini bukan ulah sembarangan orang. 

Mereka semua adalah orang Sanjak dan sengaja menulis ini untuk ditujukan kepadaku. Suleiman sangat kesal dan meminta Rustem meninggalkannya sendiri. Mustafa berbincang bersama Beyazid. Mustafa meminta orang-orangnya untuk mencari tau apa yang telah ditulis oleh tokok masyarakat tersebut. Beyazid mengatakan bahwa Rustem datang ke Manisa pasti lah bukan tanpa sebab yang jelas, untunglah Cihangir berada di istana dan memberi tau kita kabar sehingga kita tidak terlambat. Mustafa meminta Beyazid kembali ke Sanjak dan memperingati Beyazid untuk berhati-hati dengan pengkhianat disekitarnya. Beyazid berterimakasih pada Mustafa lalu meninggalkan Mustafa." Di Manisa, Rustem berjalan dengan Selim dan menanyakan masalah antar Selim dan Suleiman. 

Selim menjawab semuanya sudah membaik dan balik bertanya apa yang akan terjadi dengan ayahnya. Rustem menjelaskan bahwa hal itu mengganggu Suleiman karena orang-orang membandingkan Suleiman dengan anaknya sendiri dan Mustafa akan mengambil tahta dari ayahnya sendiri. Suleyman menginformasikan Lokman untuk bersiap-siap karena mereka akan berangkat ke Capitol secepatnya. Di istana, Mirhimah mengeluh karena semua orang sibuk dengan kegiataannya masing-masing, bahkan kakaknya Cihangir juga mengurung diri dikamarnya. 

Cihangir mencari tau kabar Rustem dari Mirhimah, Mirhimah yang kesal justru meminta Cihangir tidak ikut campur urusan ini. Mustafa berkumpul dengan pengikutnya dan meminta penjelasan bagaimana mereka bisa-bisanya melakukan hal yang ceroboh seperti itu dengan memanggil Mustafa sebagai Mustakbel Sultan. Mustaf mengatakan semua itu akan mengakibatkan kekacauan bahkan untuk mereka sendiri. Atmaca mengatakan bahwa mereka hanya ingin berbuat baik, mereka tidak tahu itu akan berakibat negatif. Mihrunissa mengatakan mengapa mereka harus menunggu, dan itu adalah hal terakhir yang ingin mereka sampaikan kepada Sultan. Mustafa mengatakan kepadanya untuk bersabar, karena belum tau cerita pastinya dan harus mencari solusi untuk masalah ini. Beyazid tiba di Sanjak, keluarganya menyambut kedatangan Beyazid. 

Merek bertanya apa yang terjadi sehingga Mustafa memanggil Beyazid. Beyazid akan menjelaskan nanti dan dia ingin menunjukkan seseorang kepada mereka. Beyazid membawa Hurichian bersamanya dan mengatakan bahwa Hurichian akan tinggal bersama mereka mulai saat ini. Rana dan Lala sangat kecewa tetapi Beyazid mengatakan bahwa jika dia menginginkan Hurichian maka dia harus tinggal bersamanya. Suleyman telah tiba di istana dan memasuki kamarnya. Dia masuk begitu saja. Fatma bertanya keberadaan Valeria, lantas Lokman menjawab bahwa terjadi kecelakaan dan Valeria jatuh dari teras. 

Fatma tampak terkejut, sedangkan Hurrem tampak biasa saja. Fatma bertanya mengapa Hurrem tidak terkejut dan semoga saja kejadian iu tidak ada kaitannya dengan Hurrem. Mihrimah lantas menjawab bahwa semua yang dikatakan Lokman, Valeria kecelakaan dan tidak ada kaitannya dengan Hurrem. Fatma mengatakan bahwa selama ini Hurrem selalu terlibat dengan masalah-masala. Hurrem sontak emosi dan membantah perkataan Fatma. Bukannkah Fatma yang lebih dekat dengan Valeria. Fatma kesal. Rustem di kamarnya ketika Hurrem tiba. Hurrem meminta Rustem menceritakan apa yang terjadi di Manisa. Apa tanggapan Suleiman setelah membaca surat itu. Rustem menceritakan bahwa Suleiman sangat marah setelah membaca surat itu, bahkan dia tidak berkata apa-apa diperjalanan pulang. Dia hanya mengatakan ingin secepatnya kembali ke istana. Hurrem lantas menjawab sepertinya Suleiman juga belum memaafkanku, dia bahkan tidak melihat wajahku saat dia datang tadi. Dibalkon, Cihangir mendatangi Hurrem. 

Cihangir bermaksud mencari tau kenapa Suleiman begitu marah dan apa isi surat itu. Hurrem mengatakan bahwa Mustafa di panggil Mustakbel Sultan oleh orang-orangnya dan jelas itu semua sepengetahuan Mustafa sendiri. Cihangir mendatangi ayahnya dan menjelaskan tidak mungkin Mustafa sengaja melakukan itu dan membuat orang-orang memanggilnya dengan sebutan Mustakbel Sultan. Suleiman sudah sangat marah dengan isi surat itu dan menganggap mereka sudah menginginkan Suleiman mati dan digantikan oleh Mustafa. Suleiman membaca surat dari Hurrem dan Afife bertanya apakah Suleiman ingin menemui Hurrem. Suleiman tetap pada pendiriannya untuk tidak mau bertemu dengan Hurrem. Hurrem yang mendengar kabar itu dari Afife sangat sedih. Di Capitol Suleiman benar-benar menyadari apa yang telah terjadi di kamarnya. 

Dia melihat tumpukan surat lalu dia tersenyum bahwa itu merupakan surat-surat dari Hurrem. Suleiman membaca surat Hurrem ini. "Seolah-olah kita tidur, dan hanya itu satu orang terjaga. Seolah-olah kita tidak tahu aroma mawar, dan hanya mereka ... dunia ini buta dan gelap bagi kita, sedangkan mereka tinggal di pangkuan matahari!" Kami adalah orang-orang yang tidak pernah merasakan cinta ... cinta kami adalah untuk menyendiri, sakit. Mereka adalah orang-orang yang telah menemukan satu sama lain. 

Adam dan Hawa, tanah dan benih ... Mereka telah menemukan satu sama lain sebelum sesuatu yang pernah diciptakan dan ketika mereka dikirim ke bumi ini, mereka segera diakui satu sama lain. Kami adalah orang-orang miskin yang telah hilang dari awal, dan yang telah mencari pasangan ... Kita hanya bisa merasakan rasa pahit cemburu! " Dia pergi ke kamar Hurrem, Hurrem tertidur lalu Suleiman menyentuh wajahnya. Hurrem terbangun dan mengatakan bahwa Suleiman pasti tidak akan memaafkannya lagi. Suleiman lantas menjawab bahwa dia tidak akan memaafkan Hurrem dan meminta Hurrem pergi untuk tinggal bersama dengan Beyazid. 
Disqus Comments