Salim baru saja tiba, Salim menyapa semua keluarga yang sedang makan. Aliye "Darimana saja kau sayang". Salim "Aku ada pekerjaan sedikit ibu". Aliye "pekerjaan? Ayo sini makan". Salim "Aku keatas dulu".
Melih dan Melek berbincang-bincang saat makan. Melek menanyakan bagaimana kabar pamannya Melih. Melih "Dia sakit jantung, tapi saat ini dia sudah mulai membaik". Melek "Syukurlah, aku sangat khawatir saat itu". Melih "Aku tidak tau jika sampai terjadi sesuatu pada pamanku. Hanya dia yang aku miliki saat ini". Melek "Semoga saja tidak terjadi apa-apa. Aku selalu mendoakan untuk kebahagiaanmu". Melih "terimakasih". Melek "Aku masih bingung kenapa kau selalu baik padaku". Melih "ini semua untuk pertemanan kita, bukankan pertemanan tidak membutuhkan alasan".
Salim turun dan ikut makan malam bersama Pelin. Pelin bercerita bersama Aliye dan juga Arzu. Kelihatan sekali Arzu dan Aliye ingin membuat Pelin dekat dengan Salim. Aliye meminta Salim mengajari Pelin pelajaran yang tidak dia pahami. Kenan melihat sikap Aliye dan Arzu tau persis apa yang dirasakan oleh Salim. Ibunya berusaha menjodohkan Pelin dengan Salim agar Salim melupakan Zeynep sama persis saat dulu dia dijodohkan dengan Arzu untuk melupakan Melek.
Dilain tempat, Murat baru saja selesai memasak makanan. Veysel memanggil Gonca untuk ikut makan dan setelah itu baru diantar oleh Murat ke hotel. Tiba-tiba, Murat "Paman Erkut datang. segera sembunyilah Gonca". Gonca berlari untuk bersembunyi. Erkut "Kak Veysel, rupanya kalian sedang makan, mengapa tidak mengundangku". Veysel "Kesinilah Erkut, kita makan bersama". Erkut "Ada apa Murat ? apa kau punya tamu lain selain aku? kenapa garpunya sudah disiapkan tiga?". Veysel "Itu karena kami tau kau akan datang Erkut". Erkut "Murat, apa kau pernah bertemu Seyda setelah saat itu?". Murat "Aku akan sangat senang jika dia muncul didepan pintu itu. Aku sangat mencintainya". Erkut "jangan menjadi laki-laki bodoh Murat".
Seyda kembali menonton CD rekaman itu. Seyda melihat pengakuan Arzu mengenai Elif adalah anaknya Kenan dan Arzu lah yang menjebak Melek sehingga Melek masuk tahanan saat itu. Seyda merasa senang karena berhasil mendapatkan rekaman ini. Seyda "jadi ini kenapa Erkut sangat ingin mendapatkan CD ini. Tunggulah Erkut, aku tidak akan segampang itu memberikannya padamu. Aku harus menyimpan ini terlebih dahulu, kau pikir aku bodoh. Murat, tunggulah sayang, kita akan bertemu kembali".
Keesokan harinya, Seyda menulis diselembar kertas dan berbicara sendiri. Sepertinya Seyda merencanakan sesuatu sendiri tanpa diketahui oleh Erkut. Gonca kembali kerumah. Kiraz menyambut Gonca dan berkata "Semoga Allah menyembuhkan bibimu".
Zeynep baru saja pulang berbelanja, Elif menyambutnya, Elif membawakan belanjaan kedapur. Zeynep langsung pamitan kembali ke cafe untuk bekerja. Melek "hati-hati sayang".
Salim pamitan pada ibunya untuk berangkat kuliah. Aliye "Jangan lupa, hari ini kau ada janji belajar bersama Pelin, sayang". Salim "Aku tidak ada janji, ibu yang menjanjikannya. Aku tau rencana ibu menjodohkanku dengan Pelin tapi aku tidak suka dengan cara ibu". Aliye "ibu hanya memikirkan kebaikanmu Salim". Salim "Sudahlah ibu, aku tidak suka".
Arzu dikamarnya menghubungi Erkut. Arzu "Kau belum menemukannya juga?". Erkut "Belum". Arzu "CD itu tidak ada dengan Veysel". Erkut "Bagaimana kau yakin Veysel tidak memilikinya?". Arzu "Bukankah kau sendiri yang bilang, Veysel saat itu ada didesa". Gonca tiba-tiba masuk, Arzu "Bagaimana bibimu? Apa sudah baikan?". Gonca "Sudah nyonya, aku sudah kembali. Aku akan kembali lagi nanti". Arzu melanjutkan pembicaraannya dengan Erkut.
Salim datang ke cafe tempat Zeynep bekerja. Zeynep "Salim, kenapa kamu ada disini? Bukankah kamu ada kelas?". Salim "Aku ingin membantu tunanganku bekerja. Aku tidak akan membiarkannya bekerja sendiri". Zeynep tersenyum bahagia mendengar jawaban Salim. Aliye datang ke cafe tempat Zeynep bekerja. Aliye melihat Salim dan Zeynep sedang melayani pelanggan. Mereka kemudian masuk ke dapur. Aliye yang melhat itu segera masuk ke dalam cafe dan duduk. Pelayan datang dan bertanya pesanan Aliye. Aliye "Kopi Turki satu". Pelayan lalu mencatat pesanan Aliye dan kembali ke dapur. Zeynep dan Salim sedang menyiapkan pesanan untuk meja nomor lima. Pelayan tadi datang dan berkata "Meja tujuh pesan kopi turki satu, Zeynep". Zeynep "Baiklah. Ini pesanan meja lima". Salim "Biar aku yang antar pesanan meja lima, kamu buatkan kopi saja".
Dirumah Kenan, ada surat yang ditujukan untuk Arzu. Kiraz menerimanya lalu memberikannya kepada Arzu dikamarnya. Arzu menerima surat tersebut, Kiraz lalu kembali ke dapur. Arzu bingung dan takut siapa yang mengirim surat itu.
Dicafe, Aliye masih duduk menunggu pesanannya. Salim membawakan pesanan untuk meja lima, Salim melihat Aliye duduk dimeja tujuh. Salim terkejut melihat kehadiran ibunya disana, Aliye yang melihat Salim hanya diam dan tak berbicara melihat anaknya menjadi pelayan cafe.
Arzu membuka surat tersebut dan membacanya. Isinya adalah selembar foto dirinya saat disiksa dan juga sebuah surat. Arzu membaca isi surat tersebut dan bergumam "Siapa lagi ini?".
Siapakah yang mengirimi Arzu pesan dan fotonya? Apakah Arzu akan menemukan rekaman itu? Dan bagaimana sikap Aliye saat melihat Salim bekerja sebagai pelayan dicafe bersama Zeynep? Tunggu dan Nantikan kelanjutan ceritanya hanya di winteru.com